Puisi  Jek Atapada

Di penghujung malam itu
Ada perempuan mengutuk waktu

Dibiarkan rindu menemukan jalan pulang
Sebab, baginya menghitung hari persis meniti buntar
Seperti jam dinding tua yang  terus berputar
Tetapi, siapakah yang dapat menentukan tepian?

Perempuan itu merindu seperti serdadu
Dia taruh harapan dalam kantung mesiu
Ketika butir-butir nelangsa tak bertumpu
Dia cari petunjuk  pada gelintir subuh tentang cara  menepis risau
Melepas sauh air mata pada paluh laut
Menjahit  kenangan dengan tuas-tuas  asa
Harapan ditumbuhkan, nyala tak padam

Perempuan itu memikul kisah
Tentang jarak terbentang jauh
Riwayat buah hati dan seorang ayah
Ia bingkaikan pada mimpi dan menggantung di lengan malam
Menunggu rindu tunai

Waktu merayap kepada subuh
Kerisik angin merayu haru
Di balik tirai berkabut ia menyesap kembali aroma kampung
Pada labirin rindu yang semakin candu
                       

So’e,   4 September 2019

(Puisi ini telah dimuat dalam  buku Antologi Puisi berjudul "Rindu" yang diterbitkan oleh @ikutlomba)

Post a Comment

Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar

أحدث أقدم