Karya
Jek Atapada
Masih tersimpan
dalam koper Lubuk Sikaping
Patri
api nan Salapan
Dalam
depa kisah yang mulai menguban
Delapan
kepak harimau dari rahim Ranah Minang
Memuja
sunyi di Benteng Bukit Tajadi
Beradu
peluru mesiu dengan daging
Bersama
gerimis senja yang melukai
Seruling
angin kebebasan
Menggigil
dalam deru pekik juang di hutan-hutan
Nyanyikan
luruh daun gugur tersapu detak sangkur barat
Mengekal
semangat tak pernah layu
Demi
hidup sesaudara yang tak rela diadu serdadu
Di
tubuh Pasaman melekuk sintal Bonjol
Bekas
semangat juang dari lintang nol derajat
Mengaliri
sungai dan lembah
Afdeling
Agam sampai Pasaman Sayu
Tempat
anak cucu menambat kalbu
Tunai
sudah harga tetes darah
Menggumpal jadi satu Pagaruyung
Gentaan
pedang mengiang di ceruk Padri
Menggema
Minang
Tempat
kelepak rindu anak cucu menyatu
Berpaut
patri Harimau nan Salapan
Kupang,
10 November 2019
Keterangan:
Harimau nan Salapan: sebutan untuk delapan orang
pemimpin beberapa perguruan yang tersebar di nagari
yang ada dalam Kerajaan Pagaruyung,
yang kemudian menjadi pemimpin dari Kaum
Padri.
Afdeling
: wilayah administratif
pada masa pemerintahan
kolonial Hindia
Belanda, setingkat Kabupaten.
Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Pasaman termasuk Afdeling Agam.
Pagaruyung: nama kerajaan yang pernah
berdiri di Sumatra, wilayahnya terdapat di provinsi Sumatra
Barat.
(Puisi ini lolos kurasi dan telah dimuat dalam
buku antologi puisi “Pasaman dalam Puisi Penyair Nusantara https://www.litera.co.id/2019/11/30/hasil-kurasi-puisi-pasaman-dalam-puisi/ )
Posting Komentar
Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar