Puisi Jek Atapada


Sumber gambar ilustrasi:
https://adiante.gal/wp-content/uploads/2019/07/Pornai.jpg

Ia menenun cawan dari dagingnya
demi sebuah perasaan yang jatuh
bersama denting rekuiem yang gugur dari mulut mikrofon

Ia memintal panji-panji kegagahan
dengan jemari luka
Sebelum malam menyisahkan subuh
dan rembulan pucat letih
Sebab, kegelapan adalah bagian dirinya

Ia mencintai duka
dan membuang air mata ke pasar obral
Kebahagiaan hanyalah sekelumit dari lautan kenyataan
yang tak wajib dikejar

Karena hidup tak sedangkal kepuasan
dan kenikmatan tak sesederhana hembusan nafas
Tangkapan indra hanyalah kamuflase yang pantas dihina

Ia menenun doa dengan noda-noda yang tulus
Mempersembahkan di atas mesbah lumpur yang paling agung
Ia datang sebagaimana adanya
dan membakti nasib dengan nadi yang membarah


Tambolaka, 29 Juni 2023

4 Komentar

Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar

Posting Komentar

Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar

Lebih baru Lebih lama