Buat Teresa Alni

Sumber gambar:
htps://www.gurusiana.id/read/ekasusanti202042/article/rindu-ayah-4526109

Gulungan boarding pass yang melintingi perut bandara mencubit kening kerinduan.
Dilampaui awan dan hujan yang menjadi saksi pertengkarannya dengan waktu.
Senja pun menenun diri dalam kesunyian menyaksikan kaki dan keringat menjahit kisah.

Hari-hari tak sampai mengukur seberapa akuratnya hentakan detik,
membuat esok hanya sketsa dalam batok kepala.

Kita bertanya kepada jarak, “seberapa jauhkah?”
Sedangkan bumi seharusnya berputar membawa setiap orang kembali kepada rumah.

Mungkin kepergian adalah jalan pulang, Nang, Perpisahan hanya cara untuk berjumpa.
Umpama kelopak bunga yang pudar dan jatuh demi tumbuh mekar,
biar bergulir di hangat mimpimu, merayu dalam peluk manjamu,
menjadi gemah lonceng yang selalu mengisah bau dekapan ayah dan semaraknya.


Desa Kelle,  April 2022

Post a Comment

Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar

Lebih baru Lebih lama