Jek Atapada
Borneo, kapan kita jumpa lagi
Duduk di kaki lima sambil menghirup kopi
Mencandu canda dalam hangat intim
kerabat
Sambil bercerita tentang ikan-ikan sungai yang menanti kail
Kapan lagi, Borneo
Terlelap dalam mata teduh gadismu
Bersama Kayan Mentarang pada hangat pangku anak adi Lundaye
Mengulur dua tangan menyeka peluh kening pelimbang
dengan selampai penuh bulir mata air Krayan
Terlalu mencumbu dalam telaga damai di bekang pundak sepi
Ketika sape dipetik dan rindu menari
Aroma ladang perburuan dalam taburan hutan sunyi
Memanggil pulang kepada kilometer punggung gunung yang pernah dijejak
kaki
Mengukir bening tulus cinta kebersamaan
seperti getah karet yang lekat
Di sini aku memanjat kenang
Berseloroh dengan bayangan malam
Di mana nyanyian burung dan rinai suara jangkrik puncak Buduk Alit
Masih membubuhkan aksara cinta
Masih membubuhkan aksara cinta
Di atas tilam hening abadi
Membaringkan jiwa bersama rintik rindu
yang tak pernah usai menetes
Kelle, 25 Oktober 2019
Keterangan:
Kaki lima: istilah yang digunakan masyarakat Kecamatan Krayan pada umumnya untuk menyebut teras rumah.
Keterangan:
Kaki lima: istilah yang digunakan masyarakat Kecamatan Krayan pada umumnya untuk menyebut teras rumah.
Anak Adi: (bahasa Dayak Lundaye): sapaan untuk anak gadis.
Bekang: bakul terbuat dari anyaman rotan, bertali,
digunakan masyarakat suku Dayak Lundaye untuk membawa sesuatu. dengan cara
digendong dipunggung.
Lundaye: sebuah sub-suku dari suku Dayak yang mendiami kawasan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
Buduk Alit: salah satu gunung di wilayah Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan
Lundaye: sebuah sub-suku dari suku Dayak yang mendiami kawasan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
Buduk Alit: salah satu gunung di wilayah Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan
Posting Komentar
Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar