Puisi Jek Atapada
Kabar dari rumah
Masih hangat uap pemandian Lubuk Bonta
Juga bentang tikar bukit Tujuh
Labuhkan sauh sebentar, basuh peluhmu, beristerahat melepas penat
Sambil mengekal jejak kilometer yang melingkar punggung Bukit Tajadi
Masihkah tersimpan di sana
Sepenggal butir rindu yang hingap di puncak Pasaman
Dengan huma sabit yang menguning
Sekantung cerita di seberang
Pulanglah, Uda
Seirama detak rinai jeram
Sua sebentar menyusur rahim Rana Minang
Berpaut kabar cinta bukit dan lembah
Dari asal kembali ke asal
Sesauh saudara yang ranum di balik betis bukit barisan
So’e, 13 November 2019
Sumber gambar:
https://2.bp.blogspot.com/-32kwAxaEV5U/TjH5nyowFfI/
AAAAAAAAAPo/8DO7SRuP1MQ/s1600/foto+perantau.jpg
https://2.bp.blogspot.com/-32kwAxaEV5U/TjH5nyowFfI/
AAAAAAAAAPo/8DO7SRuP1MQ/s1600/foto+perantau.jpg
Sebungkus kenang kutitip pada riam Caracai
Biar dibawa ke telinga UdaKabar dari rumah
Masih hangat uap pemandian Lubuk Bonta
Juga bentang tikar bukit Tujuh
Labuhkan sauh sebentar, basuh peluhmu, beristerahat melepas penat
Sambil mengekal jejak kilometer yang melingkar punggung Bukit Tajadi
Masihkah tersimpan di sana
Sepenggal butir rindu yang hingap di puncak Pasaman
Dengan huma sabit yang menguning
Sekantung cerita di seberang
Pulanglah, Uda
Seirama detak rinai jeram
Sua sebentar menyusur rahim Rana Minang
Berpaut kabar cinta bukit dan lembah
Dari asal kembali ke asal
Sesauh saudara yang ranum di balik betis bukit barisan
So’e, 13 November 2019
إرسال تعليق
Jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar